Jauh sebelum kemerdekaan tokoh-tokoh Tionghoa di Surabaya sangat menyadari pentingnya pelayanan kesehatan untuk masyarakat. Karena itu, pada 25 November 1927 mereka mendirikan Sishui Zhonghua Yiyuan atau Rumah Sakit Tionghoa Surabaya. Pada 16 Juli 1975 ganti nama menjadi Rumah Sakit Adi Husada.
"Bulan November ini, tepatnya 25 November 2012, keluarga besar RS Adi Husada merayakan ulang tahun ke-85. Momentum untuk bersyukur kepada Tuhan karena sampai sekarang RS Adi Husada masih terus melayani masyarakat," kata dr Edhy Listiyo, CEO RS Adi Husada, kepada saya.
Menurut Edhy, RS Adi Husada alias Sishui Zhonghua Yiyuan ini mula-mula dirintis oleh dr Oei Kiauw Pik, dokter yang juga tokoh masyarakat Tionghoa di Surabaya pada era penjajahan Belanda. Dokter Oei prihatin melihat kondisi masyarakat saat itu yang sangat menderita. Warga begitu miskinnya sehingga tak mampu membeli obat atau berobat ke rumah sakit.
Maka, dr Oei bersama sejumlah tokoh Tionghoa, khususnya Jap Tam Boe, mendirikan poliklinik ibu dan anak di Jl Kembang Jepun 21-23 Surabaya. Poliklinik ini sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat yang tinggal di kawasan Surabaya Utara.
Sepuluh tahun kemudian, 1937, poliklinik ini dikembangkan menjadi Rumah Sakit Sishui Zhonghua Yiyuan yang berlokasi di Jl Kapasari. "Jadi, RS Adi Husada itu dimulai dari Jl Kapasari," kata dokter yang humoris ini.
Di masa perang dunia, ketika balatentara Jepang menduduki Nusantara, RS Sishui Zhonghua Yiyuan praktis tidak mengalami gangguan. Masyarakat yang menggunakan jasa hospital ini untuk berobat terus bertambah. Karena itu, pada 1945 dibuka rumah sakit baru di Jl Undaan Wetan. Rumah sakit kedua ini dalam beberapa tahun kemudian justru lebih pesat perkembangannya ketimbang rumah sakit asalnya.
"Boleh dikata, perjalanan Sishui Zhonghua Yiyuan menjadi Rumah Sakit Adi Husada seperti yang kita lihat sekarang memang sangat panjang. Dan, visi rumah sakit ini tidak pernah berubah sejak didirikan, yakni meningkatkan derajat kesehatan masyarakat," tegas Edhy.
Tak hanya membangun dan mengembangkan fisik rumah sakit, menurut Edhy, para perintis Perkumpulan Adi Husada juga mempersiapkan sumber daya manusia untuk mengelola rumah sakit ini.
Pada 1964 didirikan Sekolah Pengantur Rawat, yang dikembangkan menjadi Sekolah Penjenang Kesehatan (SPK) pada 1978. Kemudian tahun 1985 RS Adi Husada merintis Akademi Keperawatan Adi Husada.
Menurut Edhy, jejak langkah para pendiri Sishui Zhonghua Yiyuan alias RS Adi Husada Surabaya akan dilanjutkan oleh keluarga besar Adi Husada dari generasi ke generasi. Pengabdian kepada masyarakat tak akan pernah berhenti.
0 Response to "85 Tahun Rumah Sakit Tionghoa Surabaya (Adi Husada)"
Posting Komentar