![]() |
Esthon Foenay (kiri) dan Frans lebu Raya. |
Sudah terlalu lama proses pemilihan Gubernur Nusa Tenggara Timur berlangsung. Pilgub belum juga tuntas karena harus sampai dua putaran. Kamis 23 Mei 2013, rakyat NTT kembali datang ke bilik suara untuk mencoblos lagi.
Frans Lebu Raya (gubernur NTT sekarang) yang berpasangan dengan Benni Alexander Litelnoni melawan Esthon L Foenay (wakil gubernur NTT sekarang) yang berpasangan dengan Paul Edmundus Tallo. Sama-sama inkumben, sama-sama sudah tahu kekuatan dan kelemahan lawan. Mereka harus bertarung setelah sebelumnya terlihat sangat kompak selama lima tahun.
Pemilihan langsung seperti ini memang sulit ditebak hasilnya. Tapi, sebagai petahana, Frans sudah menang start. Dia praktis sudah kampanye lebih lama ketimbang Esthon. Tapi, jangan lupa, Esthon yang jarang kampanye ternyata mampu mendekati perolehan suara Frans pada putaran pertama.
Ini membuktikan bahwa ada arus besar yang menginginkan perubahan di NTT. Dan Esthon Foenay dianggap sebagai tokoh alternatif yang bisa melakukan perubahan. Yah, perubahan menuju NTT yang lebih baik. NTT yang bisa menyediakan lapangan kerja untuk penduduknya. NTT yang tidak ditinggal ramai-ramai oleh anak kandungnya karena terpaksa mencari nafkah di luar provinsi.
Buat apa berkali-kali memilih gubernur tapi NTT jalan di tempat? Ingat, NTT merupakan provinsi yang sudah cukup tua. Sudah 55 tahun. Satu-satunya kemajuan yang menonjol adalah pertambahan jumlah kabupaten. Kalau dulu kita hanya tahu 12 kabupaten, sekarang jadi 22 kabupaten. Luar biasa!
Sayangnya, pemekaran wilayah ini belum berdampak negatif pada kemajuan daerah. Ironisnya, di kabupaten-kabupaten pemekaran banyak terjadi skandal korupsi, kolusi, dan nepotisme yang sangat parah.
Akhirnya, selamat mencoblos untuk rakyat NTT. Kami, warga NTT di luar NTT, hanya bisa kirim salam dan doa dari jauh.
Bae sonde bae Flobamora lebe bae!
0 Response to "Pemilihan gubernur NTT putaran kedua 2013"
Posting Komentar