"Gak ada," katanya.
"Punya akun Facebook, Twitter, BB?"
"Gak ada. Buat apa? Gak ada waktu."
Ucapan begini sering saya dengar dari mulut bos-bos besar alias laopan Tionghoa. Bukannya gaptek, orang-orang superkaya itu biasanya tak suka menonjolkan diri. HP yang dipakai pun sangat sederhana.Yang penting bisa menelepon dan SMS. Tak perlu fitur yang canggih-canggih.
Minggu lalu saya ngobrol dengan seorang bos besar, Tionghoa Surabaya, yang produknya sangat terkenal di Indonesia. Saya perhatikan Pak B tidak pakai ponsel mahal sejenis BB. HP-nya lawas dan murah. Padahal, dengan kekayaannya, dia bisa saja membuat pabrik smartphone yang lebih keren dari BB.
Suatu ketika Pak C, bos besar yang punya 20 ribu, buruh diangkat jadi konsul kehormatan. Saya cari foto dan informasinya di google. Aha, ternyata tidak ada satu pun foto. Tulisan tentang beliau pun tidak ada.
Maka, ketika orang kecanduan jejaring sosial, BBM, twitter... saya selalu teringat bos-bos Tionghoa itu. Mereka sama sekali tak ikut arus tren komunikasi massa. Mereka tetap tak mau nampang di blog, FB, twitter dan sejenisnya. Bahkan beberapa bos juga menolak difoto wartawan meski sudah dibujuk setengah mati.
"Sudahlah, pokoknya aku jangan difoto. Yang penting, kamu foto wahana saya yang baru. Aku iki gak penting," kata Pak S dengan gayanya yang khas. Maka, di google foto beliau tidak ada.
Karena itu, ketika melihat begitu banyak orang yang sangat doyan meng-update status di jejaring sosial, mengunggah foto pribadi, mejeng, gaya narsis... saya hanya ketawa dalam hati. Pasti dia bukan bos perusahaan besar atau orang tajir. Sebab, bos-bos tenglang yang kaya-raya terlalu sibuk untuk mengurus akun di internet atau BB.
Satu-satunya bos besar yang tiap hari nongol di televisi adalah Alim Markus. Taipan Maspion Group ini malah jadi bintang iklan produknya sendiri dengan tagline:
CINTAILAH PRODUK-PRODUK INDONESIA.
0 Response to "Bos Tionghoa gak suka nampang"
Posting Komentar