Rokok merek lain boleh dikata tidak laku. Di bawah Bentoel ada Commodore, rokok putih yang bungkusnya hijau. Tapi tetap kalah jauh sama Bentoel Biru. Kepopuleran Bentoel ikut membuat populer Malang, kota tempat pabrik rokok Bentoel.
Rupanya selera perokok di pelosok NTT berubah perlahan-lahan. Akhir Desember 2012, ketika pulang kampung, saya tidak lagi melihat rokok yang mereknya Bentoel. Seorang kakek yang tempo dulu penggemar berat Bentoel meminta saya membelikan Gudang Garam Surya. "Saya tidak mau rokok lain," kata kakek 80an tahun itu.
Iseng-iseng saya survei di beberapa kios, termasuk yang paling besar. Aha, Bentoel memang sudah lama tidak beredar karena perubahan selera masyarakat. Rokok Surya dari Kediri ternyata sangat digemari remaja hingga kakek-kakek.
Rokok lintingan yang dulu sangat populer tidak ada lagi. Apalagi rokok klobot yang pakai daun lontar alias siwalan. Rupanya, selera rokok orang NTT tidak jauh beda dengan orang Jawa.
Di Surabaya pun Bentoel sangat sulit ditemui di pasar. Bahkan ada yang mengira pabriknya sudah tutup. "Saya paling suka GG Merah," kata Pak Mamat dari Sidoarjo.
Bagaimana dengan Bentoel? "Wah, saya malah sudah lupa rasanya Bentoel," katanya.
Peringatan pemerintah:
MEROKOK DAPAT MENYEBABKAN KANKER, SERANGAN JANTUNG, IMPOTENSI, DAN GANGGUAN KEHAMILAN DAN JANIN!
0 Response to "Bentoel hilang di Lembata"
Posting Komentar