HILIRISASI versi harian Kompas

blogger templates

Koran Kompas edisi Selasa 24 April 2012 menurunkan judul berita utama yang aneh di halaman 17. HILIRISASI HARGA MATI. Apa saya tak salah baca ini?

Kompas merupakan salah satu dari sedikit koran yang peduli bahasa Indonesia. Ia punya kolom bahasa mingguan. Editor bahasanya pun oke. Lantas, mengapa ada HILIRISASI?

Kata bentukan HILIRISASI mengingatkan saya pada kata-kata sejenis pada era orde baru: KUNINGISASI, LAMTORONISASI, TURINISASI, SENGONISASI dan sasi-sasi lainnya. Ahli-ahli bahasa kemudian mengkritik sasi-sasi yang dianggap melanggar kaidah bahasa alias ngawur.

Saya ingat salah satu tulisan di Kompas menyebutkan bahwa bahasa kita tak mengenal akhiran -sasi, -isasi, -nisasi. Kalaupun banyak kata yang mengandung SASI, itu merupakan serapan utuh dari bahasa barat, khususnya Inggris.

Bentukan sasi-sasi yang benar antara lain STANDARDISASI, NATURALISASI, LEGALISASI, KRISTENISASI, URBANISASI, RURALISASI, REALISASI, ORGANISASI. Kata-kata itu diserap utuh dari sananya, dengan menyesuaikan sistem fonologi.

Karena itu, kata-kata dasar asli Indonesia tidak bisa di-SASI-kan begitu saja seperti kasus HILIRISASI atau KUNINGISASI yang kata dasarnya HILIR dan KUNING. Kata bentukan yang berterima adalah PENGHILIRAN atau PENGUNINGAN.

Saya tidak tahu apakah editor Kompas sudah lupa kaidah bahasa lama yang justru diperkenalkan di Kompas, atau sengaja membuat tren baru. Bahwa kini bahasa Indonesia punya akhiran -sasi, -isasi, -nisasi.

Sebagai koran besar dan berpengaruh, selayaknya Kompas bisa berperan sebagai kompas bahasa di tanah air. Bukan malah membuat aturan baru yang bertentangan dengan tuan-puan di Pusat Bahasa.

0 Response to "HILIRISASI versi harian Kompas"

Posting Komentar