Senin malam, 2 September 2013, majalah berbahasa Jawa ini mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (Muri) sebagai majalah berbahasa daerah tertua yang masih terbit di Indonesia.
Majalah PS dengan gayanya yang sederhana dan khas memang fenomenal. Ketika globalisasi mengguncang Indonesia, ketika bahasa-bahasa daerah makin tergerus, ketika masyarakat Indonesia semakin kurang peduli bahasa ibunya, PS justru tetap istikamah nguri-uri bahasa Jawa.
Terbit perdana pada 2 September 1933, mingguan ini pernah berhenti terbit pada zaman Jepang, 1943-1949. Setelah itu terbit lagi dan pernah berjaya sebagai majalah paling populer di Jawa. Hebatnya, majalah PS mampu bertahan dalam usia yang panjang meski tidak disokong iklan layaknya media massa lain.
PS punya pelanggan yang sangat setia. Orang-orang lama sulit lepas dari PS karena sudah seperti ketagihan. Memang surat kabar dan majalah berbahasa Indonesia sudah banyak. Televisi tanpa henti menyiarkan informasi dan hiburan. Tapi PS punya kekhasan sendiri yang sulit tergantikan oleh media modern nan canggih.
Eyang Riyati adalah salah satu contoh pelanggan dan pembaca setia majalah PS. Eyang yang juga pelukis senior ini mulai berlangganan PS sejak usia 20an tahun. Setiap akhir pekan dia menunggu kedatangan majalah kesayangannya itu. Terlambat satu hari saja mbah itu sudah kelabakan. Pusing.
"Membaca PS itu untuk mengikuti perkembangan informasi dan kebudayaan," kata wanita yang jug berlangganan Intisari dan koran harian itu.
Kan sudah ada koran? "Oh, lain sama PS. Saya membaca koran tiap hari tapi harus tetap baca majalah PS," katanya.
Wow, Eyang Yati baru berhenti berlangganan PS setelah meninggal dunia pada usia 83 tahun. Artinya, almarhumah ini mulai berlangganan PS pada usia yang sangat muda hingga sangat lanjut. Hingga tutup usia.
Begitulah. Pelanggan-pelanggan PS memang sebagian besar punya loyalitas luar biasa seperti Eyang Yati. Persoalannya, apakah PS mampu menemukan pelanggan-pelanggan baru yang muda dan setia macam orang-orang lama ini?
Semoga warisan intelektual Dokter Soetomo ini bisa menjawab tuntutan pasar di era globalisasi ini. Selamat ulang tahun PS!
Sent from my BlackBerry® via Smartfren EVDO Network
0 Response to "80 tahun Panjebar Semangat"
Posting Komentar