Barongsai alias lion dance, bagi warga Tionghoa, bukan sekadar tarian biasa. Tarian tradisional dari negeri Tiongkok ini dipercaya bisa membawa keberuntungan dan menghalau anasir jahat di alam raya. Karena itu, warga Tionghoa biasanya secara spontan memberikan angpao kepada barongsai.
"Memberi angpao untuk barongsai itu tidak akan membuat rugi seseorang. Justru bisa dapat hoki karena dia ikut memelihara tradisi leluhur," ujar Gunawan, salah satu pembina barongsai di Surabaya, kemarin.
Makna penting barongsai ini sangat disadari oleh warga Tionghoa, khususnya generasi tua. Begitu mendengar rombongan barongsai lewat di depan rumah, mereka buru-buru menyiapkan angpao untuk diberikan barongsai. Pemain barongsai kemudian beratraksi di depan rumah. Sementara si tuan rumah bersembahyang memohon perlindungan dan rezeki dari Sang Pencipta.
"Saya melihat tradisi memberi angpao kepada barongsai ini mulai merosot di masyarakat. Bahkan, banyak Tionghoa sendiri yang hanya menjadi penonton ketika ada atraksi barongsai," kata Gunawan prihatin.
Dengan memberi angpao, menurut dia, secara tidak langsung masyarakat ikut menjaga kelestarian tarian yang sudah berusia ribuan tahun itu. Uang yang terkumpul bisa dipakai untuk pembinaan grup barongsai atau konsumsi para pemain dan pemusik. "Ini yang rupanya kurang disadari oleh penonton. Ingat, kesenian tradisional hanya bisa hidup kalau ada kontribusi dari masyarakat," tukasnya.
Khusus barongsai, Gunawan menambahkan, kontribusi itu berupa pemberian angpao (uang di dalam amplop merah) yang nilainya sukarela. Biasanya, angpao yang masuk akan dikelola pemimpin sasana atau ketua perkumpulan untuk dibagikan kepada para pemain. Juga dipakai untuk pembinaan grup barongsai itu sendiri.
Di kalangan warga non-Tionghoa, menurut Gunawan, barongsai hanya dilihat sebagai atraksi tarian atau tontonan biasa. Karena itu, sangat jarang ada orang pribumi yang memberikan angpao kepada rombongan barongsai. "Tapi biasanya pejabat-pejabat seperti bupati atau wali kota mau merogoh koceknya untuk barongsai meskipun tidak diamplopi," kata pria 50-an tahun ini lantas tertawa.
0 Response to "Barongsai lesu tanpa angpao"
Posting Komentar