Tapi, bagi penikmat musik di tanah air, nama Camelia Malik tak bisa dipisahkan dari musik dangdut. Mia, sapaan akrab Camelia Malik, merupakan salah satu tokoh pembaru musik dangdut pada pertengahan 1970-an. Bersama komposer Reynold Panggabean dari The Mercy’s Band, yang waktu itu suaminya, Camelia Malik mendirikan grup musik Tarantula.
Grup Tarantula saat itu menawarkan dangdut rasa pop. Dangdut dengan racikan irama Latin yang dahsyat. “Awalnya hanya sekadar eksperimen untuk menggabungkan instrumen pop, rock, dangdut. Kita ingin ada warna lain di dangdut,” kata Camelia Malik, mantan istri almarhum Fuad Hassan, drummer God Bless.
Reynold Panggabean memang komposer dan arranger yang sangat kreatif. Lewat tangan dinginnya, Tarantula berhasil mencetak hit pertama berjudul Colak-Colek pada 1977. Mia dan Reynold membuat dangdut dan orkes melayu yang tadinya dianggap kampungan perlahan-lahan naik kelas.
“Kita buat Colak-Colek karena sebelumnya ada Cubit-cubitan dari Elvy Sukaesih yang sukses. Memang kita selalu cari sisi komersialnya supaya laku,” kata saudari rocker Achmad Albar satu ibu lain ayah itu.
Reynold-Camelia pun terjebak dalam arus industri rekaman yang selalu ingin mencetak laba. Maka, setelah Colak-Colek, dibuatlah lagu dengan judul yang mirip seperti Raba-Raba, Ceplas-Ceplos, Asyik-Asyik, Kecup-Kecup, Kasak-Kusuk, Sayang-Sayang, Kedap-Kedip, Manis-Manis. Orkes Tarantula bermain-main kata ulang dengan syair yang genit dan menggoda.
Camelia Malik dan Reynold Panggabean dianggap menandai era baru dangdut pop yang mengawinkan salsa, rock, disco. “Irama khas dangdut yang berbasis India dan Timur Tengah tetap dipertahankan. Tarantula juga menambah alat musik sitar dari India,” kata Prof Andrew Weintraub PhD, peneliti dangdut dari University of Pittsburgh, Amerika Serikat.
Karakter vokal Camelia Malik pun cenderung polos, tanpa cengkok, yang sangat pop. Berbeda dengan Elvy Sukaesih atau Ellya Khadam, dua biduanita orkes melayu saat itu, yang sangat bercengkok khas dangdut. Camelia Malik juga memperkenalkan goyang jaipongan saat bernyanyi.
“Nari jaipongan itu ada aturannya, enggak bebas kayak joget dangdut biasa,” katanya.
Sayang, eksperimen Camelia Malik dan Reynold Panggabean ini tak bisa bertahan lama. Ini juga akibat semakin kuatnya pengaruh Rhoma Irama, yang dijuluki si Raja Dangdut, di blantika musik hiburan tanah air.
Orkes Tarantula pun kian melemah seiring retaknya biduk rumah tangga pasangan musisi ini. Duet maut ini pun bubar. Camelia Malik jadi janda. Dan tak lama kemudian putri Djamaluddin Malik, sineas kondang itu, oleh Rhoma Irama dijodohkan dengan Harry Capri. Saat itu Bung Capri ini sedang sukses sebagai produser film.
Eh, setelah berjalan 25 tahun, Camelia Malik kembali diterpa badai rumah tangga. Saya lihat wajah Camelia Malik di televisi lesu, kelelahan, tak lagi ceria seperti ketika masih berjaya dengan jaipongan dan pop dangdut bersama Tarantula. Kita pun seakan lupa bahwa Camelia Malik pernah menjadi salah satu figur penting di dunia musik melayu-dangdut Indonesia.
Wahai, Camelia Malik, tabahkan hatimu. Aku ingin melihat dirimu bergoyang ceria. Berbagi kegembiraan kepada rakyat negara antah berantah ini yang terus dirundung kepedihan gara-gara ulah elite politik dan penguasa yang tidak amanah.
MEMANG ANEH DUNIA JAMAN SEKARANG
BANYAK ORANG-ORANG BILANG
TAK ADA UANG TAK SAYANG
0 Response to "Reynold Panggabean - Camelia Malik - Tarantula"
Posting Komentar