Saya baru melintas di dusun sempur, desa seloliman, trawas, mojokerto. Menemui mbok supinah, yang punya warung kopi khas ndeso. Dia sangrai kopi kemudian numbuk sendiri. Rasanya beda dengan bubuk kopi buatan pabrik.
Yang menarik perhatian saya, selama berjalan kaki sekitar dua km itu saya tidak menemui satu pun orang dusun yang jalan kaki. Hanya sepeda motor yang lalu lalang. Seorang pengendara motor rupanya kasihan melihat saya jalan kaki. Monggo ikut saya, katanya. Saya jawab terima kasih. Saya sengaja jalan kaki. Kendaraan saya dititip di dekat jolotundo.
Sekitar 50 meter dari PPLH, pusat wisata lingkungan yang terkenal di jatim, tukang ojek menawari saya naik motor. Kasihan plus cari uang tentu saja. Saya bilang terima kasih. Saya sengaja jalan untuk menguruskan badan hehehe... Tukang ojek yang overweight itu tertawa kayak tersindir.
Di sempur ini, dusun sejuk yang bikin iri orang surabaya, saya perhatikan banyak anak muda 20- tahun yang kegemukan. Obesitas. Terutama remaja cewek yang depan rumahnya jualan bensin botolan. Kelihatan bundar, terlalu banyak menyimpan lemak di perut dan bawah kulit.
Aha, sekarang kegemukan sudah menjalar ke desa. Bukan hanya orang kota yang kena obesitas!
Mengapa tubuh orang desa berubah drastis dalam 20 tahun terakhir? Kurang gerak. Gizi bagus. Tak lagi kerja keras banting tulang ala remaja desa tahun 1980an. Makin sedikit anak muda di kampung yang memilih meneruskan pekerjaan orangtuanya sebagai petani.
Maka urbanisasi tak terelakkan. Daripada jadi petani di desa, orang desa ramai-ramai hijrah ke kota jadi buruh pabrik, penjaga toko, babysitter, atau TKI di luar negeri.
Dalam 10 hingga 20 tahun ke depan bukan tidak mungkin Indonesia mengalami krisis produksi pertanian meskipun lahan masih luas. Sekarang saja kita sudah sulit mendapatkan buah-buahan lokal bermutu karena memang tidak dibudidayakan serius di tanah air. Kita sangat sulit menemukan duren asal jatim yang bagus di surabaya. Duren yang bagus ya dari thailand. Apel malang pun makin tergusur oleh apel impor.
Tidak hanya di jawa yang sebetulnya sudah sangat maju, di pelosok flores pun saya makin sulit melihat orang kampung yang jalan kaki. Anak-anak muda protolan sekolah lebih suka cangkrukan sambil main ponsel. Suatu ketika indonesia mengalami wabah obesitas plus gangguan kesehatan yang sangat serius.
Bagaimana bu menkes? Jangan cuma ngurusin kondom doang!
0 Response to "Orang desa makin gemuk"
Posting Komentar