![]() |
Tukul Arwana, banyolan lawas! |
Selama bulan puasa ini pelawak dan pendakwah panen tanggapan. Semua stasiun televisi kita dipenuhi dua macam profesi ini. Hampir selama 24 jam kita disuguhi ceramah agama Islam, lawak, atau sinetron dakwah.
Kalaupun ada acara lain seperti infotainmen pun isinya soal dakwah, selebriti lagi sahur atau buka, hikmah ramadan, dan musik religi. Trio Macan yang biasanya buas dan seksi mendadak alim dengan lagu islami. Mudah-mudahan tetap begitu setelah Lebaran nanti.
Segala sesuatu yang berlebihan, overdosis, biasanya tidak bagus. Begitu juga dengan dakwah atau lawak. Maka, apa boleh buat, kualitas lawakan kita pun masih begitu-begitu aja. Saat menonton lawakan Tukul dkk jelang sahur di SCTV, saya tidak menemukan titik ledak yang bikin saya ketawa. Lucunya di mana tidak jelas. Yang tertawa hanya penonton di studio yang patut diduga sudah dibayar untuk ketawa. Hehehe...
Lawakan tunggal yang istilah kerennya standup comedy pun tidak lucu lagi. Banyolan lawas yang diulang-ulang dengan sedikit modifikasi. Sangat jauh dari lawakan Mr Bean yang tetap segar meski sudah diputar bertahun-tahun.
Bagaimana dengan pendakwah? Hm... agak sensitif untuk dikomentari, tapi kebanyakan biasa-biasa saja. Sangat jarang ada pencerahan atau pemikiran baru selain mengulang-ulang pertanyaan lawas seperti hal-hal yang membatalkan puasa, keutamaan bulan ramadan, dan sejenisnya.
Keunggulan Quraish Shihab rupanya belum tergantikan. Tanpa banyak joke yang tidak perlu, penampilan yang dibuat-buat, Mr Shihab berhasil mengkaji kitab suci dengan sangat baik. Dan itu memberi wawasan kepada penonton televisi yang nonmuslim.
Begitulah program Ramadan di televisi Indonesia dari tahun ke tahun. Kita tak punya banyak pilihan karena saat ini liga sepakbola Eropa sedang libur. Kompetisi belum dimulai.
Apa boleh buat, kita ikuti saja lawakan Tukul atau Srimulat cs yang gitu-gitu aja. Anggap saja rezeki setahun sekali untuk pelawak dan pendakwah.
0 Response to "Pelawak dan pendakwah naik daun"
Posting Komentar