Sulitnya menulis Dahlan Iskan

blogger templates

Menteri BUMN Dahlan Iskan kini sangat populer berkat kebijakannya yang berani dan progresif. Jarang ada pejabat berpikir di luar kotak, berani eksekusi, dan berani bertanggung jawab atas kebijakannya.

Karena itu, Pak Dahlan menjadi sangat populer mengingat di Indonesia jarang ada menteri seperti putra Magetan ini. Lalu muncullah orang-orang yang memanfaatkan popularitas Pak Dahlan dengan menerbitkan buku tentang Dahlan Iskan.

 Itu naluri bisnis biasa penerbit dan penulis di tengah bisnis buku yang lesu akibat pembajakan. Sah-sah saja penulis oportunistik macam ini karena peluang bisnis harus bisa dimanfaatkan.

Tidak tanggung-tanggung, ada yang bikin buku tiga seri alias trilogi tentang Dahlan Iskan. Trilogi tidak cukup, bisa tetralogi atau kuintologi atau sekstologi. Semua bisa dibuat tergantung pasar lah.

Saya ketawa-ketawa saja melihat tren baru ini. Mengapa? Sejak dulu saya bilang Dahlan Iskan itu suhunya penulis dan wartawan di Indonesia. Gaya penulisan, cara bercerita, angle, spontanitas, kerunutan... beliau ini seng ada lawan.

Produktivitasnya pun tak tertandingi. Bayangkan, setiap minggu beliau menulis feature bagus di Jawa Pos dengan gaya bertutur kaliber empu di halaman 1 meskipun sudah jadi dirut PLN, kemudian menteri BUMN. Pejabat yang sibuk luar biasa bisa tetap menulis panjang dan bagus, bahkan lebih kaya data ketimbang tulisan wartawan biasa yang hanya orang luar.

Apa yang dilakukan Dahlan Iskan ini sebetulnya pukulan telak di wajah wartawan-wartawan kita, khususnya yang merasa senior, pengurus organisasi wartawan, redaktur lawas... yang malas (dan tidak mau) menulis karena merasa tidak punya waktu.

Sibuk mana Pak Bos dengan wartawan-wartawan senior itu? Dahlan Iskan menunjukkan bahwa kewartawan dan kepenulisan itu tetap melekat di tubuhnya meski sudah jadi menteri yang sibuk.

Dan, yang pasti, buku-buku tentang Dahlan Iskan itu pasti kalah bagus dengan tulisan Bos. Dahlan jauh lebih pandai menulis dirinya sendiri seperti di buku GANTI HATI. Penulis instan hanya bisa nebeng ngetop seiring ngetopnya Bos Dahlan!

0 Response to "Sulitnya menulis Dahlan Iskan"

Posting Komentar