Dekat di internet, jauh di darat

blogger templates
Belum lama ini Mr Chu datang ke Surabaya. Dia pengusaha kelahiran Jatim yang sudah lama jadi warga negara Hongkong. Saya sering sekali berkomunikasi dengan beliau via internet, khususnya email.

Banyak hal menarik diceritakan Chu: pengalaman kerja, adaptasi, TKI, perantau Tionghoa, Kanton vs Mandarin dsb. Sebagian besar ceritanya saya jadikan berita. Wow, Mr Chu ke Surabaya?

Saya pun minta waktu bertemu cukup 30 menit saja. Selain memotret, saya mau wawancara tatap muka. Ingat, wawancara terbaik adalah face to face meeting. Bukan via telepon atau internet.

"Maaf, saya sibuk, tidak ada waktu. Kalau mau nanya, silakan email saja. Oke?" begitu jawabnya via SMS.

Juancuk tenan!

Saya tak menyangka kalau teman online saya ini tidak punya waktu 30 menit untuk saya. Bukan ngobrol omong kosong tapi ada kaitan dengan news. Saya hanya bisa ngelus dada. Tak kukira orang yang begitu akrab di internet itu ternyata jauh di darat. Chu hanya teman virtual yang kadang bikin aku geer karena merasa punya kenalan orang penting di Hongkong sana.

Begitulah. Internet memang membuat hubungan antarmanusia menjadi berubah sama sekali. Kita kadang lebih sering bercakap, chatting, dengan orang-orang jauh, merasa dekat, seakan sudah kenalan bertahun-tahun. Sebaliknya, kita sangat jarang, bahkan tak pernah omong-omong dengan tetangga sebelah rumah. Saya belum pernah diskusi dengan Pak RT atau RW yang rumahnya cuma sepelemparan batu. Saya malah lebih intens diskusi dengan Mr Chu di jagat maya.

Kasus Chu HK ini akhirnya membawa hikmah besar buat saya. Silakan berteman sebanyak-banyaknya dengan teman virtual di internet, tapi jangan abaikan orang-orang di sampingmu.

Di ruang tunggu rumah sakit, terminal, bandara... saya perhatikan hampir semua orang sibuk bicara dengan orang-orang jauh via ponsel, BBM, laptop. Tak ada waktu untuk sekadar basa-basi dengan orang di sebelah.

0 Response to "Dekat di internet, jauh di darat"

Posting Komentar