Natal di dusun kecil Lewotolok

blogger templates

Sebelum 2000 Kecamatan Ileape di Lembata, NTT, hanya punya SATU paroki. Seluruh 15 desa, yang belum dimekarkan, selalu kumpul untuk perayaan Natal dan Paskah. Tentu saja suasananya sangat meriah dan semarak.

Kini Ileape punya dua paroki. Setiap paroki dibagi lagi menjadi dua tempat untuk natalan atau paskahan. Maka kemeriahan seperti yang saya alami dulu, ketika masih SD, tak ada lagi. Betapa tidak. Kalau dulu umat Katolik dari 15 desa berkumpul di sebuah gereja (plus lapangan) kini tinggal enam desa saja.

Itu pun sebenarnya hanya tiga desa karena Bungamuda dan Tanjungbatu merupakan desa hasil pemekaran. Yah, suasana yang jauh dari meriah dibandingkan era Pater Geurtz dan Pater van der Leur.

Misa Natal baik malam, pagi, dan Natal kedua dipimpin Romo Blasius Keban. Empat stasi gotong royong menampilkan paduan suara. Ada yang kebagian persembahan, kemuliaan, komuni, atau penutup. Praktik khas Lembata yang tidak pernah dikenal di gereja-gereja di Jawa atau Larantuka atau Kupang. Tapi menyanyi sistem cicilan ini membuat beban stasi lebih ringan. Juga memaksa mereka untuk saling berkompetisi menjadi yang terbaik.

Maka suasana misa sedikit banyak kayak lomba kor antarempat stasi itu: Lewotolok, Waowala, Mawa, Atawatung. "Kor A lebih bagus dari B dan C," kata satu orang. "Tapi solisnya kor A bagus," kata yang lagi.

Saya menyimak khotbah Romo Blas dengan baik. Pastor asal Solor ini bicara datar, ilmiah, dan tak lupa nyental-nyentil beberapa kebiasaan orang kampung, khususnya kaum muda, yang mulai malas ke gereja, suka hura-hura, cuek ekaristi. Rambut dibuat ala punkers mirip punggung kuda. Orang-orang desa kecanduan HP meski sinyalnya tidak stabil.

Selepas misa pagi, umat Stasi Lewotolok yang jadi tuan rumah 'menahan' para umat tamu dari tiga stasi lain untuk TENU WAI alias minum air. Istilah halus untuk ramah-tamah sederhana. Lumayan, umat cukup kenyang menikmati makanan ala kadarnya yang disiapkan stasi tuan rumah.

Salam damai Natal dari pantai utara Lembata, Laut Flores! Tuhan memberkati anda!

0 Response to "Natal di dusun kecil Lewotolok"

Posting Komentar