Susi Air mendarat di Lewoleba, Lembata. |
Hanya di Indonesia sepeda motor menjadi kendaraan pribadi paling favorit. Banyak alasannya. Murah, luwes, efektif. Selama angkutan umum masih semrawut orang pasti memilih kendaraan pribadi.
Kalau belum mampu membeli mobil, maka motor menjadi pilihan paling rasional. Dan itu didukung fasilitas kredit yang sangat lunak. Cukup 500 ribu saja kita sudah bisa punya motor bagus.
Di Flores, khususnya Lembata, yang tak punya angkutan kota dan angkutan desa, motor jadi primadona. Motorlah yang jadi dewa penyelamat transportasi di kampung saya dan tempat-tempat lain di NTT.
Sejak akhir 1990an sepeda motor menjadi kendaraan umum di Flores Timur dan Lembata. Ke mana-mana pakai ojek motor. Setiap saat selama 24 jam kita bisa bergerak ke mana saja karena pemuda-pemuda di kampung sangat banyak yang ngojek.
Dan ojek motor ini tidak hanya marak di Lembata tapi juga di Kupang. Anda tahu Kupang itu ibukota provinsi NTT yang sekarang ini sangat padat penumpang di Bandara Eltari. Kalau mau berangkat ke bandara di kawasan Penfui, maka pilihan kita hanya kendaraan pribadi. Diantar keluarga atau teman dengan mobil.
Kalau tidak punya mobil? Tenang, banyak ojek motor yang siap menjemput kita pada pukul 04.00 atau kapan saja kita mau.
Saya sendiri suka naik ojek dari Sikumana ke Bandara Eltari, cukup membayar Rp 20 ribu atau Rp 15 ribu. Taksi tidak ada. Hanya, orang NTT perlu diajari budaya pakai helm karena tukang ojek di Kupang (apalagi di Flores) sangat malas pakai helm.
Turun dari pesawat berpenumpang 12 orang Susi Air di Bandara Lewoleba, Lembata, naik apa ke kampung sejauh 22 km? Angkutan pedesaan? Angkutan umum? Tidak ada. Orang Lembata bahkan tidak punya kosa kata taksi karena tidak pernah ada.
Tapi jangan khawatir, ojek sudah menunggu di depan kantor bandara. Jumlah tukang ojek ini bahkan lebih banyak daripada penumpang Susi Air. Maka selalu ada adegan rebutan penumpang dan perang mulut sesama tukang ojek motor itu.
Beberapa menit kemudian saya pun sampai di kampung. Berkat sepeda motor!
0 Response to "Sepeda motor primadona NTT"
Posting Komentar