Terkenang Radio TT 77 Malang

blogger templates
Ratusan fans Ebiet G Ade membeludak di depan studio Radio Senaputra, Jl Kahuripan, Malang, 11 Agustus 1979.. Jaman biyen artis2 top Jakarta selalu mengadakan jumpa fans di radio2 swasta.

Duduk ngopi di depan SMPK Santo Yusuf Malang  dengan teman lama, mata saya terpaku menatap proyek ruko yang gelap. Bangunan mangkrak. Belasan remaja arek Malang cangkrukan, ngopi, bercanda. Ada dua bencong genit tertawa cekikikan! Hehehehe....

Yah, studio Radio TT 77 yang sangat kondang pada 1980an dan 1990an itu sudah tak ada. Mangkrak bertahun dan akan dibangun gedung bertingkat. Tak ada lagi papan nama radio AM 828 dengan penyiar-penyiar big voice itu.

Masa lalu yang jaya memang sulit bertahan dalam jangka panjang. Apalagi di dunia radio yang menekankan hiburan seperti TT 77. Begitu banyak pemain baru dengan manajemen dan modal tangguh membuat pemain-pemain lawas keteteran.

Sebagai orang kampung, yang baru datang dari Flores, yang pindah dari SMAN Larantuka ke SMAN 1 Malang, tinggal di Jalan Suropati II/30, tak jauh dari studio Radio TT 77, awalnya saya sulit menikmati lagu-lagu khas TT 77. Blues, jazz, pop jazz, pop progresif alias pop kreatif. Singkatnya bukan pop pasaran ala Hati yang Luka, Tommy J Pissa, Rano Karno-Nella Regar, Muchlas Ade Putra.

Tapi karena tuan rumah di belakang RSSA selalu nyetel TT 77 akhirnya saya terbiasa. Mendengarkan musik blues dan jazz kelas berat setiap malam Senin. Saya mulai menikmati Fariz RM, Dian PP, January Chrsty dan sejenisnya. Beberapa kali saya minta lagu kalau kebetulan mampir ke studio Jl Dr Soetomo.

Ada sebuah program TT 77 untuk merayakan ultahnya yang sulit saya lupakan. Dia memaksa pendengar menyimak siarannya dari pagi sampai pukul 24 dengan kuis pundi-pundi berhadiah wah. Setiap saat si penyiar mengumumkan jumlah uang yang dimasukkan ke pundi-pundi itu.

Nilai uang dijumlahkan dan yang benar dapat hadiah. Gila! Banyak orang yang ikut dan benar. Singkat cerita, TT 77 sangat sukses di masa itu.

Sayang, keberhasilan di era AM ternyata tak berlanjut ketika hijrah ke FM. Kalau gak salah ganti nama dan positioning juga. Bersamaan dengan itu muncul pemain-pemain baru yang tanggap zaman. Maka kejayaan TT 77 hanya tinggal sejarah.

Saat ini tak ada jejak yang tersisa bahwa dulu di depan kompleks Sekolah Huaing pernah ada radio yang pernah terkenal di Malang. Tapi saya tak akan lupa suara Mbak Ines, sang penyiar beken.

0 Response to "Terkenang Radio TT 77 Malang"

Posting Komentar