
Sejak ratusan tahun lalu kita sudah mengenal metode pengobatan Tionghoa alias TCM. Namun, tcm-tcm lawas ini bekerja diam-diam dan hampir tidak pernah beriklan dI media.
Kini, setelah era reformasi, tcm asal Tiongkok ramai-ramai menyerbu Indonesia dan sangat gencar beriklan di televisi. TCM-TCM itu mengklaim bisa menyembuhkan segala macam penyakit, termasuk penyakit-penyakit berat seperti kanker, diabetes, hingga serangan jantung. Bukan itu saja. TCM-TCM baru ini juga gencar memperkenalkan berbagai alat kesehatan.
Fenomena TCM mutakhir ini tak ayal membuat para dokter resah. Mereka menilai klaim iklan-iklan TCM itu bisa menyesatkan masyarakat karena sering bertentangan dengan ilmu kesehatan. Sejumlah pihak kemudian meminta pemerintah untuk menertibkan klinik-klinik TCM di berbagai kota.
Budi Sampurna, staf ahli menkes, mengatakan sampai sekarang belum ada peraturan tegas mengenai pendirian klinik tcm. Kemenkes tidak pernah mengeluarkan izin. "Yang ada hanya registrasi," kata Budi.
Pemberian nomor registrasi ini, menurut dia, untuk memantau kinerja klinik, khasiat obat, efek samping, serta kemungkinan bahaya dari praktik yang dilakukan. Sayangnya, registrasi ini kemudian dianggap sebagai izin resmi. Bahkan, nomor registrasi ini dijadikan dasar untuk beriklan secara masif di media massa.
"Padahal, untuk mendapatkan izin harus ada uji klini dulu dan caranya tidak gampang," kata Budi Sampurna.
Nah, soal uji klinis inilah yang jadi masalah di tcm. Dr Dharma Kumara Widya menyebut belum ada penelitian ilmiah yang bisa menjawab metode pengobatan Tiongkok. "Satu-satunya metode yang paling bisa diterima logika medis dan dibuktikan secara empiris baru akupunktur," ujar dokter akupunktur di RSCM Jakarta ini.
Meski susah dibuktikan secara medis, tcm sebenarnya jauh lebih tertata dari pengobatan tradisional lainnya. TCM pun punya standar yang sudah teruji ribuan tahun. Maka kita perlu arif dalam menyikapi keberadaan TCM.
0 Response to "TCM melejit, dokter resah"
Posting Komentar