Akhir-akhir ini saya mulai senang lagi menonton Indonesian Idol setelah absen cukup lama. Regina dkk pada 2012 ini menyanyi bagus. Kualitas vokal Regina memang di atas rata-rata penyanyi komersial kita sekarang.
Saya perhatikan tiga juri kasih komentar; Ahmad Dhani, Anang, Agnes Monica. Saya heran dengan gaya bahasa Agnes yang gado-gado. Ada kesan dia pamer kemampuan bahasa Inggrisnya meskipun audiens Indonesia Idol tentu orang Indonesia yang berbahasa Indonesia.
Ada kesan Agnes Monica ini sehari-hari lebih banyak berbahasa Inggris ketimbang Indonesia sehingga sebentar-sebentar di oplos english. Kayaknya kurang mantap kalau hanya Indonesia saja. Gaya bahasa Agnes juga kita temui pada Daniel, pembawa acara.
Mungkin inilah yang disebut penyakit NGINGGRIS atau KEMINGGRIS oleh Remy Sylado, penulis dan munsyi senior. Pak Remy ini bukan hanya menguasai bahasa Inggris tapi juga belasan bahasa asing, termasuk bahasa-bahasa sulit macam Mandarin, Arab, Ibrani, dan Yunani.
Hebatnya, ketika berbicara dalam bahasa Indonesia Remy Sylado tidak pernah mengoplosnya dengan english atau Belanda atau Prancis atau Jerman. Penulis favorit saya ini bicara sederhana, apa adanya. Beliau orang yang paling gigih mengkritik penyakit NGINGGRIS ala Agnes Monica yang makin menggila sejak akhir 1990an.
Saat masih anak-anak di pelosok Flores Timur, kami mengenal dekat Pater Geurtz dan Pater Willem van de Leur, keduanya pastor asal Belanda yang fasih bahasa Belanda, Inggris, Jerman, Latin, Indonesia, dan Lamaholot alias bahasa Flores Timur. Tapi saat bicara atau khotbah di gereja keduanya berbahasa Indonesia dengan kata-kata sederhana dan terang. Bahkan Pater Geurtz sering berkhotbah dalam bahasa daerah Lamaholot layaknya orang kampung.
Maka, saya selalu heran melihat gaya bahasa para pesohor dan pejabat kita di televisi yang makin bergelemak peak. Bahasa gado-gado Indonesia-Inggris sekadar pamer-pameran.
Saya pun makin kagum dengan orang Tiongkok yang sangat fanatik pada bahasa mereka. Kecintaan terhadap bahasa Tionghoa versi PUTONGHUA alias Mandarin itu begitu besarnya sampai pemerintah Tiongkok menyisihkan dana besar untuk mengembangkan bahasanya di seluruh dunia.
Indonesia bagaimana?
Simak saja gaya bicara Presiden Susilo suatu ketika: "I don't care about my popularity!"
Yah, SBY meniru Agnes, atau Agnes meniru gaya gado-gado SBY... tidak jelas.
0 Response to "Bahasa gado-gado Agnes Monica"
Posting Komentar