Prof Hiromi Shinya: Susu, kopi, teh, berbahaya

blogger templates
Membaca dua buku Prof Dr Hiromo Shinya yang laris manis itu membuat saya mulai belajar mengubah kebiasaan makan dan minum. Kebiasaan minum kopi sejak kecil sangat sulit ditinggalkan. Apalagi menyeruput kopi itu ada kenikmatan dan sensasi sendiri.

Menikmati kopi sambil membaca buku, majalah, koran... asyik banget. Menulis artikel atau apa saja akan lebih mantap kalau ditemani kopi. Yah, kopi sudah menjadi bagian dari hidup saya.

Tapi Hiromi Shinya, dokter USA keturunan Jepang itu, memaksa saya untuk berubah. Harus melawan kecanduan kopi, teh biasa, dan belakangan teh cungkuo yang sepat dan pahit itu. Susu memang tak pernah minum karena kurang cocok. Mual kalau minum susu.

Prof Hiromi dengan tegas menyarankan masyarakat untuk minum AIR PUTIH. Air yang murah meriah. Menurut dia, mukosa lambung para peminum kopi dan teh biasanya rusak atau menipis. Hiromi membantah pendapat para ahli yang sangat pro teh. Dia mengajukan fakta tandingan bahwa kopi, susu, teh, apalagi alkohol, merupakan minuman berbahaya.

Di Indonesia minuman populer seperti kopi dan teh selalu dicampur gula. Bahkan dosis gula pasirnya cukup banyak. Ada istilah teh nasgitel: panas legi kentel. Aha, sudah pasti melanggar teori keajaiban enzim yang dipropagandakan Hiromi Shinya.

Betapa tidak. Gula pasir alias gula putih (refined sugar), menurut Hiromi, merupakan zat pemanis yang menakutkan. Jika terlalu banyak mengkonsumsi gula putih, "Tubuh akan kehilangan kalsium," ujar profesor yang terapi enzimnya makin banyak dibicarakan praktisi diet itu.

Bagaimana dengan susu? Hiromi menegaskan, susu seharusnya tidak dikonsumsi manusia karena sangat berbahaya. Tak ada mamalia yang minum susu setelah dewasa kecuali manusia. Susu hanya untuk bayi yang baru lahir.

Susu segar semakin berbahaya ketika diolah di pabrik dengan proses homogenisasi dan pasteurisasi pada suhu tinggi. Bahayanya justru berlipat ganda. Terlalu banyak minum susu, kata Hiromi, justru tidak baik untuk tulang. Dokter senior ini sangat konsisten melawan iklan aneka produk susu yang katanya bisa mencegah osteoporosis.

Masih banyak lagi sebetulnya teori Hiromi Shinya yang mengguncang food habit kita di Indonesia. Khususnya pecandu kopi, teh cungkuo, atau pisang goreng seperti saya.

Minum kopi ditemani pisang goreng, membaca, sembari dengar musik? Ehm, itu kebiasaan lama saya yang perlu segera diubah sesuai anjuran Prof Hiromi Shinya. Sekarang cukup minum air putih saja. Tak perlu lagi ke warkop, kafe, mal, plaza untuk menikmati kopi atau teh yang mahal, yang ternyata justru tidak sehat bagi tubuh.

Andaikan buku-buku Hiromi Shinya ini dibaca banyak orang Indonesia, kemudian dipraktikkan masyarakat, maka akan banyak sekali manfaat ekonomi yang bisa dinikmati orang Indonesia. Kita tak akan lagi mendengar kekurangan stok gula pasir. Kurang terigu. Kurang susu. Kurang teh, kopi, margarin, atau minyak goreng.

Pola makan dan gaya hidup kita menjadi sangat sederhana. Tidak banyak neko-neko untuk konsumsi makanan-makanan enak, wisata kuliner, yang boros tapi justru merusak tubuh.

Hakim konstitusi seperti Akil Mochtar pun tak perlu korupsi lagi karena gaji Rp 200 juta per bulan sebetulnya cukup untuk membeli air putih, buah-buahan, sayur-mayur, beras merah, tempe, tahu, ikan laut, jagung, ubi jalar.



Sent from my BlackBerry® via Smartfren EVDO Network

0 Response to "Prof Hiromi Shinya: Susu, kopi, teh, berbahaya"

Posting Komentar