"Akal sehat yang tidak pernah digunakan lama-lama akan mati juga. Lalu, lama-lama sesuatu yang tidak masuk akal sehat dikira sudah sehat. Lama-lama lagi orang yang berakal sehat menjadi kelihatan aneh sendirian."
Rupanya inilah yang sedang terjadi di Jakarta. Ahok alias Basuki Tjahaja Purnama, wakil gubernur DKI Jakarta, dinilai tidak waras oleh Abraham, anggota DPRD Jakarta. Abraham meminta Ahok memeriksa kesehatan jiwanya ke rumah sakit.
Ahok menjawab santai, "Saya memang sedikit sakit jiwa." Menurut pejabat yang sering bicara lurus, tegas, blakblakan, ini, mengurus Jakarta yang sudah ruwet perlu pejabat yang sedikit gila.
Persoalannya sederhana saja. Gubernur dan wakilnya sedang serius membenahi kemacetan di Jakarta. Para pedagang kaki lima selama puluhan tahun berjualan di jalan raya. Makin lama makin banyak PKL yang jualan meskipun jalan raya itu fungsinya bukan untuk berjualan. Sementara para PKL itu, begitu yang saya ikut di media, sudah disedikan tempat di Blok G Tanahabang.
Ahok yang masih antusias, penuh energi, rupanya ingin menegakkan akal sehat yang sudah mati puluhan tahun di Jakarta itu. Para PKL mau dikembalikan ke Blok G, yang selama ini tidak dipakai. Sementara jalan raya dikembalikan ke fungsinya buat lalu lintas kendaraan bermotor. Anak TK juga tahu bahwa jalan raya itu bukan tempat berdagang.
Sederhana sekali!
Tapi begitulah jadinya kalau akal sehat dibunuh secara massal selama bertahun-tahun. Pak Abraham, anggota parlemen yang mengklaim wakil rakyat, rupanya ikut larut dalam gelombang akal yang tidak sehat itu. Maka, ketika Ahok ingin menegakkan akal yang benar-benar sehat, dia menjadi kelihatan aneh sendiri.
Ahok malah dianggap tidak waras oleh si Abraham. Sementara ratusan, bahkan ribuan pedagang, yang berjualan di jalan raya malah dianggap sehat. Benar juga celetukan Ahok itu: "Saya memang sedikit sakit jiwa!"
Sebelum jadi dirut PLN, kemudian menteri BUMN, Pak Dahlan Iskan sudah menulis banyak kasus pembunuhan akal sehat di Indonesia. Ada pembunuhan akal sehat di sepak bola, bandara, bahan bakar minyak, birokrasi, kereta api, partai politik, jalan tol, hingga pidato pejabat yang membosankan.
0 Response to "Ahok dan Pembunuhan Akal Sehat"
Posting Komentar