Meski sebagian besar tidak berpuasa, para pengusaha yang tergabung dalam Paguyuban Masyarakat Tionghoa Surabaya (PMTS) dan Yayasan Bhakti Persatuan menggelar bakti sosial sepanjang bulan Ramadan. Baksos itu ditujukan kepada panti asuhan muslim yang tersebar di seluruh Jawa Timur.
"Sekarang ini teman-teman pengusaha sudah mulai menyiapkan logistik untuk paket Ramadan. Bantuan terus mengalir karena semuanya sudah komitmen untuk memberikan santunan kepada saudara-saudara kita yang membutuhkan," kata Liem Ouyen, koordinator paguyuban.
Pengusaha yang bermarkas di Jalan Kembang Jepun ini mengaku belum tahu panti asuhan dan yayasan sosial mana saja yang menjadi tujuan baksos Ramadan 1434 Hijriah. Hanya saja, dia memastikan, pihaknya menyiapkan sedikitnya 5.000 paket sembako.
Setiap paket berisi beras, sabun, buku tulis, camilan, mi instan, dan berbagai kebutuhan praktis lainnya. Apalagi sejumlah perusahaan besar seperti Maspion dan Wings ikut terlibat dalam baksos tahunan ini.
"Dari tahun ke tahun jumlah paket Ramadan yang kami siapkan selalu bertambah. Sekarang ini belum bisa saya pastikan karena masih koordinasi di lapangan," katanya.
Yang pasti, menurut Liem, para pengusaha Tionghoa Surabaya ini selalu melakukan bakti sosial ke panti asuhan milik Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, komunitas anak-anak jalanan, dan sejumlah yayasan sosial di Pulau Madura. Khusus Madura, Liem menjelaskan, pihaknya bekerja sama dengan keluarga almarhum HM Noer, mantan gubernur Jawa Timur, yang juga tokoh masyarakat Madura di Surabaya.
"Nanti Ibu Mochammad Noer yang menjadi koordinator buka puasa bersama dengan anak yatim di Masjid Al-Akbar Surabaya. Beliau yang mengundang anak-anak yatim dari Madura," tuturnya.
Kerja sama dengan keluarga HM Noer ini, menurut Liem Ouyen, sudah dilakukan para pengusaha Tionghoa sejak peristiwa putusnya kabel listrik yang mengakibatkan Pulau Madura sempat gelap gulita. Saat itu para pengusaha Tionghoa mengadakan bakti sosial dengan menyumbangan petromaks serta sembako.
"Sampai sekarang kerja sama itu terus berlanjut saat bulan puasa. Kami ingin berbagi sekaligus bersilaturahmi dengan saudara-saudari kita yang menjalankan ibadah puasa," katanya.
Berdasarkan evaluasi tahunan, menurut Liem, ada beberapa tempat yang tahun ini tidak dikunjungi para pengusaha Tionghoa. Ini untuk memberi kesempatan kepada yayasan sosial lain yang belum pernah mereka kunjungi.
"Banyak sekali yayasan sosial yang minta, tapi kami punya keterbatasan. Tidak mungkin semuanya kami penuhi," katanya. (rek)
0 Response to "Tionghoa Surabaya baksos Ramadan 2013"
Posting Komentar