Beda Murid, Siswa, Pelajar, Mahasiswa

blogger templates
Para mahasiswa Indonesia di Taiwan punya organisasi yang disebut Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Taiwan. Anggotanya mahasiswa strata satu hingga strata tiga. Di Tiongkok, hampir di semua kota besar ada Persatuan Pelajar Indonesia Tiongkok. Banyak sekali kegiatan para mahasiswa Indonesia di Taiwan dan Tiongkok itu.

Suatu ketika saya bertanya (lebih tepat ngetes) kepada mantan ketua PPI Taiwan, yang kini guru bahasa Mandarin di Surabaya. Apa perbedaan PELAJAR dan MAHASISWA?

"Sama saja. Sama-sama STUDENT," kata Xiansheng itu enteng.

Ada betulnya memang. Tapi dulu, ketika masih tinggal di Flores, NTT, kata PELAJAR dan MAHASISWA ini dibedakan. Menurut orang NTT, PELAJAR itu murid-murid yang belajar di SMP, SMA, atau SMK alias sekolah menengah. Sebutan lain adalah SISWA (plus SISWI).

Adapun mereka yang belajar di perguruan tinggi (universitas, akademi, sekolah tinggi, dan sebagainya) disebut MAHASISWA (kalau laki-laki). Yang wanita disebut MAHASISWI. Tapi kata MAHASISWA dianggap bisa mewakili wanita maupun laki-laki. Wanita jurnalis pun biasa disebut WARTAWAN, tak harus WARTAWATI.

Masih di kampung halaman saya, Flores Timur, anak-anak dan remaja yang belajar di SD atau TK disebut MURID. Tidak lazim ada ungkapan seperti ini: Payong siswa SDK Lohayong. Biasanya: Payong murid SDK Lohayong.

Karena itu, di Kupang, ibu kota Provinsi Nusa Tenggara Timur, terdapat ikatan atau persatuan pelajar/mahasiswa dari 22 kabupaten se-NTT. Misalnya Angkatan Muda Mahasiswa dan Pelajar Lembata. Atau, Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Kabupaten Manggarai. Kalau hanya memakai istilah ikatan mahasiswa, maka pelajar-pelajar SMA/SMK yang jumlahnya cukup banyak tidak bisa masuk organisasi itu.

Frans Kopong asal Adonara Timur yang kuliah di Universitas Nusa Cendana (Undana), Kupang, misalnya, disebut MAHASISWA UNDANA bukan PELAJAR atau SISWA Undana. Juga bukan MURID Undana. Pasti diketawain rame-rame orang NTT karena kata MURID itu hanya cocok untuk anak-anak.

Istilah MURID SMP masih bisa diterima karena usianya masih belasan tahun. Tapi MURID UNIVERSITAS? Hehehe....

Setelah membaca banyak tulisan, dan bergaul dengan begitu banyak orang dengan latar belakang berbeda-beda, akhirnya saya paham bahwa istilah MURID, SISWA, PELAJAR, MAHASISWA... tidak harus sama dengan yang saya pahami ketika di NTT. Tapi saya masih saja geli mendengar seorang mahasiswa S-3 di Taiwan selalu menyebut dirinya sebagai PELAJAR INDONESIA YANG SEDANG MENGAMBIL S-3 DI UNIVERSITAS ANU. Dan itu sudah menjadi istilah umum yang sangat biasa.

Beberapa tahun belakangan ini rupanya pemerintah Indonesia, yang didukung pemerintah kabupaten/kota/provinsi, secara sistematis mengganti istilah MURID, SISWA, PELAJAR dengan dua kata: PESERTA DIDIK. Karena itu, istilah PSB (penerimaan siswa baru)  untuk SMP/SMA atau PMB (penerimaan murid baru) untuk jenjang SD tidak ada lagi di Jawa Timur. Istilah resmi yang berlaku sekarang adalah PPDB: penerimaan peserta didik baru.

Istilah PESERTA DIDIK yang mengacu ke Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional itu jelas boros, tidak efisien. Mengapa tidak menggunakan istilah MURID saja yang lebih pendek dan familier?

Yang jelas, saya lebih mengapresiasi teman-teman kita di Tiongkok dan Taiwan yang konsisten menggunakan istilah PELAJAR sejak tahun 1950-an sampai sekarang. Kata PELAJAR ini, kata bekas ketua ikatan alumni Taiwan itu, merangkul semua orang yang belajar mulai jenjang TK, SD, SMP, SMA, universitas, hingga doktoral.

"Semua orang yang belajar itu disebut PELAJAR. Dan kita harus terus belajar sampai mati," kata Xiansheng itu.

0 Response to "Beda Murid, Siswa, Pelajar, Mahasiswa"

Posting Komentar