Impian Riski Nurilawati untuk menginjakkan kaki di negeri tirai bambu akhirnya kesampaian. Belum lama ini Riski bersama sejumlah pengusaha Tionghoa Surabaya jalan-jalan ke Hongkong, dilanjutkan ke Kota Zhuhai, Provinsi Guangdong, Tiongkok. Tak hanya berwisata, penyanyi tunanetra ini sempat memamerkan kemampuannya membawakan lagu-lagu pop Mandarin di hadapan ratusan orang.
"Ini benar-benar kejutan bagi saya. Nggak nyangka kalau saya akhirnya bisa bernyanyi di Hongkong dan Tiongkok. Selama ini saya hanya bisa membayangkan melalui lagu-lagunya yang indah," kata mahasiswi Universitas Negeri Surabaya ini saat saya hubungi via telepon.
Perjalanan pertama Riski Nurilawati ke Tiongkok ini tak lepas dari sokongan Paguyuban Masyarakat Tionghoa Surabaya. Sejak lama para pengusaha Tionghoa terharu dan kagum dengan bakat Riski yang luar biasa dalam seni suara.
Meski tak bisa melihat, gadis berusia 21 tahun ini mampu menghafal sekitar 800 lagu pop. Sekitar 350 lagu di antaranya adalah pop Mandarin.
Karena itu, gadis yang hobi memasak ini pun menjadi 'langganan' para pengusaha Tionghoa Surabaya setiap kali mengadakan event atau perayaan.
Setiap minggu Kiki, sapaan akrab Riski, juga mendapat job menyanyikan lagu-lagu Tionghoa di beberapa tempat di Surabaya. Kiki pun jadi langganan tetap komunitas Tionghoa yang bikin hajatan seperti ulang tahun kelenteng hingga acara Konjen Tiongkok.
"Riski itu aset Kota Surabaya yang layak kita banggakan. Dia itu orang Jawa tulen, ibu bapaknya asli Jawa, tapi dia bisa menyanyikan lagu-lagu Mandarin dengan fasih," kata Chandra Wurianto, pengusaha yang juga pembina barongsai di Jawa Timur.
Chandra kemudian mencari momen yang tepat untuk membawa Riski ke negeri tirai bambu. Dia ingin agar Riski tak hanya membawakan lagu-lagu Mandarin, tapi juga lagu nasional dan daerah. "Kita ingin promosikan Indonesia di Tiongkok. Kita tunjukkan bahwa kita punya seni budaya, musik, dan seniman-seniman muda berbakat seperti si Riski ini," tutur Chandra.
Rupanya, kehadiran Riski di Tiongkok sudah lama ditunggu-tunggu warga setempat yang sebelumnya sudah mendapat informasi lewat komunitas masyarakat Indonesia di Hongkong di Zhuhai. Seperti biasa, menurut Chandra, Riski pun tampil percaya diri di hadapan ratusan orang yang memenuhi arena pertunjukan di restoran. Selain Riski, ada beberapa penyanyi lain yang juga tampil.
"Tentu saja Riski yang paling banyak mendapat aplaus karena keunikannya. Lha, orang Tionghoa di Surabaya saja banyak yang tidak bisa menyanyikan lagu-lagu Mandarin. Sementara Riskin ini asli Surabaya, pakai jilbab pula," kata Chandra.
Riski sendiri mengaku tidak punya persiapan khusus untuk tampil di Tiongkok. Sebab, setiap hari dia memang bermain keyboard, menyanyi, menghafal lagu-lagu baru, atau membuat aransemen baru untuk lagu-lagu lama. Lagu-lagu Mandarin pun dirombak aransemennya menjadi lebih heboh layaknya irama Latin atau dangdut.
"Saya ingin penonton bisa terhibur dan ikut bergoyang saat saya menyanyi. Saya sendiri kan nggak bisa goyang, wong saya duduk sambil main keyboard," katanya polos.
Selain lagu-lagu Mandarin lama ala Teresa Teng, yang sangat populer di dunia, di Tiongkok Riski membawakan lagu-lagu nasional Rayuan Pulau Kelapa, Bengawan Solo, Ayo Mama, Indonesia Pusaka, dan Rek Ayo Rek. Rupanya, banyak warga Tionghoa kelahiran Indonesia yang ingin bernostalgia dengan lagu-lagu Indonesia meski mereka sudah bertahun-tahun tinggal di negeri Tiongkok.
0 Response to "Riski Penyanyi Buta Konser di Tiongkok"
Posting Komentar