Sidang isbat dan awal puasa

blogger templates
Senin malam 8 Juli 2013 saya melintas di depan RSUD Soetomo Surabaya. Di masjid pojok jalan ratusan jamaah melaksanakan salat tarawih pertama. Maklum, masjid itu milik Muhammadiyah.



Sementara pemerintah menetapkan puasa baru dimulai 10 Juli. Artinya, besok malam baru tarawih yang meriah. Selamat menjalankan ibadah puasa kepada semua umat Islam baik Muhammadiyah, NU, Syiah, dsb!



Perbedaan awal puasa makin lumrah di Indonesia sehingga masyarakat pun makin biasa. Semua saling menghormati keyakinan dan dalil masing-masing. Argumentasi hisab, rukyat, kombinasi, dsb setiap tahun selalu dibahas panjang lebar. Ini membuat kita semua, termasuk nonmuslim, mahfum bahwa akan sangat sulit mencapai kesepakatan awal puasa antara Muhammadiyah, ormas-ormas lain, pemerintah.



Setiap kali ada kemungkinan perbedaan awal puasa karena ketinggian hilal yang terlampau rendah rupanya selalu ada pola. Bahwa versi pemerintah dan NU dan ormas lain pasti yang dipakai. Dalil pihak Muhammadiyah secanggih apa pun pasti dikesampingkan.



Lantas untuk apa sidang isbat yang hasilnya hampir pasti sudah diketahui sebelumnya? Saya jadi mengerti mengapa Muhammadiyah pernah tidakmengirim wakil saat sidang isbat. Toh Muhammadiyah sudah menentukan kapan puasa kapan lebaran, bahkan untuk sekian puluh tahun ke depan.



Saya kadang iseng-iseng berpikir bagaimana kalau suatu ketika menteri agamanya orang Muhammadiyah? Apakah awal puasanya bisa mengikuti dalil sang menteri?



Yah, sebaiknya kita hargai keyakinan dan pandangan masing-masing. Sepakat untuk tidak sepakat. Juga perlu dikaji lagi apakah awal puasa itu ditentukan oleh pemerintah, atau diserahkan ke ormas masing-masing? Pertanyaannya, apakah semua orang Islam itu anggota ormas NU, Muhammadiyah, Persis, Dewan Dakwah, dsb?



Saya tersenyum ketika membaca artikel di majalah Cheng Hoo terbitan Surabaya. Seorang pejabat berencana mendatangkan 14 teropong canggih untuk melihat hilal.



Hehehe... Muhammadiyah malah bisa melihat bulan tanpa memandang ke langit atau pakai teleskop.

0 Response to "Sidang isbat dan awal puasa"

Posting Komentar