Murpin Sembiring Rektor Universitas Widya Kartika Surabaya

blogger templates


Banyak orang yang terkejut ketika mendengar berita baha Murpin Josua Sembiring dilantik sebagai rektor Universitas Widya Kartika, Surabaya. Maklum, doktor ekonomi lulusan Pascasarjana Universitas Airlangga ini sebelumnya tak pernah berhubungan dengan kampus di kawasan Sutorejo, Surabaya, itu. Selama ini Murpin lebih banyak mengurus koperasi, LSM, Kopertis VII, atau mengisi sejumlah seminar.

"Pemilihan rektor Universitas Widya Kartika kali ini memang mengikutsertakan kandidat-kandidat dari luar. Kami diseleksi secara ketat, kemudian menjalani fit and proper test. Puji Tuhan, saya akhirnya diberi kepercayaan untuk mengelola sebuah universitas," kata pria yang akrab disapa Murphy Sembiring itu.

Begitu dilantik pada 1 Mei 2013, Murpin langsung bergerak untuk melakukan sosialisasi program kerjanya baik di kalangan internal maupun eksternal kampus. Termasuk mengunjungi kantor redaksi sejumlah media massa di Surabaya. Meski hanya punya tiga fakultas (teknik, bahasa, dan ekonomi), dengan sekitar 800 mahasiswa, menurut Murpin, mahasiswa Uwika sudah banyak mencetak prestasi akademik yang memuaskan.

"Kami baru saja terpilih sebagai salah satu pemenang dalam Anugerah Kampus Unggulan 2003 di Jawa Timur. Ini menjadi motivasi bagi kami untuk lebih bergairah dalam memajukan universitas ini," kata suami Renny Rahayu ini.

Menurut Murpin, para dosen dan semua staf rektorat kampus milik yayasan yang diketuai Kresnayana Yahya ini juga bertekad menjadikan perguruan tinggi sebagai ajang penggemblengan para calon entrepreneur di berbagai bidang. Ini juga sesuai dengan idealisme Murpin yang dulu, ketika belum menjadi rektor, sering mengkritik perguruan tinggi di tanah air sebagai pencetak para penganggur intelektual itu.

Nah, di kampus Uwika, Murpin melihat iklim untuk membentuk jiwa kewirausahaan (entreprenership) sangat kondusif. Maklum, sekitar 60 persen mahasiswa Uwika adalah keturunan Tionghoa yang sudah terbiasa berkecimpung di dunia usaha. "Mahasiswa-mahasiswa keturunan Tionghoa itu dari sononya memang sudah dididik jadi entrepreneur. Mahasiswa-mahasiswa lain bias belajar dari mereka," katanya.

Murpin menambahkan, Uwika juga merupakan universitas pertama di Jawa Timur yang membuka jurusan bahasa Mandarin di Jawa Timur. Mereka juga sudah menjalin kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi di Tiongkok untuk program dual degree. Kerja sama itu sudah berjalan dengan baik dan akan terus dikembangkan.

"Bahasa Inggris dan Mandarin saat ini sudah menjadi tuntutan globalisasi. Makanya, saya ingin semua lulusan Uwika dari fakultas mana pun punya sertifikat TOEFL dan HSK (Mandarin). Syukurlah, alumni kami tidak kesulitan memasuki pasar kerja," katanya. (rek)





Prihatin Kedaulatan Pangan yang Hilang
 

Setiap tahun selama bulan puasa hingga Lebaran kita selalu mengalami kelangkaan pangan. Harga bahan-bahan pokok hingga bumbu masak seperti cabai, bawang merah, dan bawang putih melonjak tajam. Masalah ini selalu dibahas tapi belum ada solusi yang memuaskan.

Ditemui di  ruang kerjanya, Jumat (19/7/2013) siang, Dr Murpin Josua Sembiring, rektor Universitas Widya Kartika, yang juga Ketua DPW Asosiasi Koperasi Ritel Indonesia (Akrindo) Jawa Timur ini mengaku prihatin dengan manajemen stok pangan nasional. Dia pun sangat menekankan pentingnya kedaulatan di bidang pangan.

Bagaimana Anda melihat kelangkaan pangan saat bulan puasa seperti sekarang?

Itu sih lagu lama yang selalu berulang dari tahun ke tahun. Kita punya pemerintah, menteri-menteri terkait, tapi masalah lama ini masih terus terjadi. Menurut saya, persoalan pangan ini sangat memprihatinkan mengingat Indonesia ini negara agraris. Negara kita yang sebenarnya punya lahan pertanian, perkebunan, dan peternakan yang sangat luas. Masak kalah sama Singapura yang tidak punya lahan pertanian sama sekali.

Lantas, persoalannya di mana?

Manajemen stok kita sangat lemah. Bulan puasa, kemudian disusul Idul Fitri itu peristiwa rutin dari tahun ke tahun. Siapa pun tahu bahwa permintaan bahan pangan pada bulan puasa dan Lebaran meningkat sangat tajam. Kalau kita punya manajemen stok yang bagus, maka pemerintah sudah bisa melakukan langkah antisipasi sejak beberapa bulan sebelumnya. Harus dipastikan bahwa stok bahan-bahan kebutuhan pokok aman. Kalau manajemen stoknya lemah, ya, kita dipermainkan para spekulan di pasar bebas.

Mengapa pemerintah tidak mengantisipasi kelangkaan pangan yang memicu kenaikan harga?

Di situlah permainan para spekulan alias pengusaha-pengusaha tertentu yang main mata dengan oknum penguasa. Pemerintah, dalam hal ini Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus bertindak tegas. Presiden harus turun tangan karena persoalan pangan ini sudah menyangkut soal kedaulatan bangsa.

Maksudnya?

Begini. Undang-Undang Pangan Nomor 18 Tahun 2012 itu secara jelas menyatakan bahwa asas utamanya adalah kedaulatan. Kita harus berdaulat di bidang pangan. Selama ini kalau ada persoalan stok, kemudian kenaikan harga, pemerintah biasanya mengatakan, tenang, jangan khawatir, stok kita aman. Berapa pun yang diminta pasar akan kita pasok. Tapi, jangan lupa, pemerintah masih selalu menggunakan mekanisme impor untuk mengatasi kekurangan stok di dalam negara. Kita jadi terbiasa dengan budaya mengimpor, lupa dengan kedaulatan pangan yang ditegaskan dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 itu.

Bayangkan, Indonesia yang katanya negara agraris harus mengimpor cabai, bawang merah, bawang putih, beras, buah-buahan, garam, dan sebagainya. Anehnya lagi, ketika petani garam di Madura sedang panen garam, kita malah mengimpor garam dalam jumlah besar. Lalu, di mana kedaulatan kita di bidang pangan?

Bagaimana dengan peran Bulog?

Sejak reformasi ini peran Bulog tidak lagi dominan seperti saat Orde Baru. Dulu ada tujuh atau sembilan bahan pokok yang wajib dikawal oleh Bulog. Tapi belakangan tinggal beras saja yang disangga oleh Bulog. Bahan-bahan pangan kita diserahkan begitu saja ke pasar bebas. Sementara kita tidak punya aturan yang ketat seperti di Malaysia untuk menjerat para spekulan yang memanfaatkan momentum bulan puasa dan Lebaran untuk memainkan harga di pasar.

Saya baru saja berdiskusi dengan seorang ekonom dari Malaysia tentang masalah ini. Di Malaysia, tidak ada gejolak harga dan persoalan stok selama bulan puasa dan hari raya. Begitu terjadi kenaikan harga yang tidak masuk akal, si pengusaha langsung diusut, dicari akar penyebabnya. Para spekulan yang hanya cari untung akan dipenjara dan didenda ribuan ringgit. Nah, di Indonesia kita belum punya mekanisme seperti itu.

Bagaimana dengan harga daging sapi yang melejit itu?

Nah, persoalan daging ini agak khusus di Jawa Timur dan Indonesia umumnya. Di lapangan stok sapi sebetulnya mencukupi, tapi tidak bias jadi daging.

Mengapa?

Peternak-peternak kita tidak mau melepas karena ternaknya itu dijadikan investasi. Dia mau lepas kalau memang sudah betul-betul membutuhkan uang tunai. Makanya, saya ingin agar pemerintah daerah punya semacam BUMD yang menangani peternakan sapi hingga budidaya cabai atau bawang. Sehingga, ketika terjadi kelangkaan stok seperti sekarang, pemerintah daerah punya senjata untuk masuk ke pasar. Di era otonomi daerah ini mestinya pemerintah daerah pun mulai serius memikirkan manajemen stok pangan. Ini juga sekaligus untuk menggairahkan produksi pertanian di daerah. Kalau kita sedikit-sedikit bergantung pada pangan ekspor, ya, habislah kita. (*)

CV Singkat Murpin

Nama : Murpin Josua Sembiring
Sapaan : Murphy
Lahir : Binjai, Sumatera Utara, 4 Februari 1962
Istri : Reni Rahayu
Anak : Geovani Carolina Sembiring, Gita Malinda Sembiring, Gareth Pindota Sembiring
Hobi : Tenis dan catur
Jabatan : Rektor Universitas Widya Kartika, Surabaya

PENDIDIKAN

SD Pancurbatu, Medan
SMP Kabanjahe, Sumatera Utara
SMAN Bandung
FE Universitas Cenderawasih, Papua
Pascasarjana Universitas Airlangga
Doktoral Universitas Airlangga

AKTIVITAS ORGANISASI

- Direktur LSM Prospana Surabaya
- Koordinator Dosen Kopertis VII
- Staf Koalisi Jatim Sehat
- Majelis GKI Manyar Surabaya
- Ketua DPW Asosiasi Koperasi Ritel Indonesia (Akrindo) Jatim.
- Pengurus Dewan Koperasi Indonesia Kota Surabaya.
- Komite Tetap Manajemen dan Kewirausahaan Kadin Kota Surabaya

Moto : Together Everyone Achieve More


Dimuat RADAR SURABAYA edisi Minggu 21 Juli 2013 

0 Response to "Murpin Sembiring Rektor Universitas Widya Kartika Surabaya"

Posting Komentar